1. Definisi
Hepatitis adalah infeksi sistemik oleh virus.disertai nekrosis dan infalamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia dan seluler yang khas. (Brunner & suddarth, 2002 : 1169)
Hepatitis adalah penyakit infeksi akut dengan gejala utama berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada hati. (Arief Mansjoer, dkk, 1999 : 513)
Hepatitis adalah suatu peradangan pada hepar yang disebabkan oleh suatu zat (racun) dan virus. (Perawatan VA, system pencernaan)
Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa Hepatitis adalah suati penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh zat (racun) dan virus yang disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati.
2. Anatomi Fisiologi dan Gambar (Rossa M. saccharin, 1994 : 440)
a. Anatomi
Hati Merupakan organ plastis lunak dan kelenjar terbesar dalam tubuh sekitar 1500 gr atau 2,5%. Permukaan superior adalah cembung terletak dibawah kubah kanan diagfragma dan sebagian kubah kiri bagian bawah hati adalah cekung dan merupakan atap ginjal kanan lambung, pancreas, dan usus. Hati memiliki dua lobus utama, kanan dan kiri. Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh fisura segmentalis kanan yang tidak terlihat dari luar. Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh ligamentum falsiforme yang dapat dilihat dari luar.
Ligamentum falsiformae berjalan dari hati kediagfragma dan dinding depan abdomen permukaan hati diliputi oleh peritoneum viseralis, kecuali daerah kecil pada permukaan posterior yang melekat langsung pada diagfragma. Beberapa ligamentum yang merupakan lipatan peritoneum membantu menyokong hati. Dibawah peritoneum terdapat jaringan penyambung padat yang dinamakan kapsula glisson yang meliputi seluruh lapisan organ kapsula ini pada hilus atau porta hepatis dipermukaan inferior melanjutkan diri kedalam masa hati membentuk rangka untuk cabang-cabang vena porta, arteria hepatica dan saluran empedu.
Setiap lobus hati terbagi menjadi struktur-struktur yang dinamakan lobulus. Tiap lobulus terdiri atas lempeng-lemoeng sel hati berbentuk kubus, tersusun radial mengelilingi vena sentralis. Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang dinamakan sinusoid yang meruopakan cabang vena porta dan arteri hepatica. Sinus soid dibatasi sel fagositis atau sel kupffer yang merupakan system monosit - makrofag dan fungsinya menelan bakteri dan benda asing dalam darah.
Hati memiliki dua sumber suplai darah dari saluran cerna dan limpa melalui vena porta dan dari aorta melalui arteriar hepatica. Sekitar sepertiga darah yang masuk adalah darah arteria dan sekitar dua pertiga adalah darah dari vena porta. Volume total darah yang melewati hati sertiap menit adalah 1500 ml dan dialirkan melalui vena hepatica kanan dan kiri, yang selanjutnya bermura pada vena cava inferior
b. Fisiologi hati
1. Pembentukan dan eksoresi empedu, metabolisme garam empedu
Garam empedu penting untuk pencernaan untuk absorbsi lemak dan vitamin yang larut dalam lemak diusus.
2. Metabolisme figmen empedu
Bilirubin, figmen emoedu utama merupakan hasil akhir metabolisme pemecahan sel darah merah yang sudah tua; proses konjugasi berlangsung dalam hati dan diekresika kedalam empedu.
3. Metabolisme karbohidrat (glikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenesis)
Hati memegang peranan penting dalam mempertahankan kadar glukosa darah normal dan menyedian energi untuk tubuh. Karbohidrat dalam hati sebagai glikogen.
4. Metabolisme protein (sintesis protein)
Protein serum yang disintesis dalam hati termasuk albumin serta alfa dan beta globulin (gama globulin tidak). Faktor pembekuan darah yang disintesis oleh hati adalah fibrinogen (I) Protombin (II) dan factor (V, VII, VIII, IX, X, vitamin k diperlukan kofaktor pada sintesis semua factor ini kecuali factor V.
5. Pembentukan urea (penyimpanan protein atau asam amino)
Urea dibantuk semata-mata dalam hati dari NH3 yang kemudian diekskresikan dalam kemih dan feces. NH3 dibentuk dari deaminasi asam amino dan kerja bakteri usus, terhadap asam amino.
6. Metabolisme lemak (ketogenesis,sintesis kolesterol,penyimpanan lemak)
Hidrolisis trigliserida, kolesterol, fosfolipid,dan lipoprotein (diabsorbsi dari usus) menjadi asam lemak dan gliserol.Hati memegang peranan utama pada sintesis kolesterol, sebagian besar di ekskresi dalam empedu sebagai kolesterol atau asam polat.
7. Penyimpanan vitamin dan mineral
Vitamin yang larut lemak (A,D,E,K) disimpan dalam hati; juga vitamin B12,tembaga dan besi.
8. Metabolisme steroid
Hati menginaktifkan dan mensekresi aldosteron, glukokortikoid, estrogen, progesterone dan testosterone.
9. Detoksikasi
Hati bertanggung jawab atas biotransformasi zat-zat berbahaya menjadi zat-zat yang tidak berbahaya yang kemudian diekskresi oleh ginjal.
10. Ruang pengapung dan fungsi penyaring
Sinus soid hati merupakan depot darah yang mengalir kembali dari vena kava (payah jantung kanan); kerja fagositis sel kupffer membuang bateri dan debris dari darah.
c. gambar
d. Klasifikasi
- Hepatitis karena racun (toksin hepatitis), Terjadi karena penyalahgunaan zat-zat kimia yang meracuni hepar.
- Hepatitis karena virus, Virus A, virus B, virus non A non B dan virus D.
a. Penyebab : Hepatitis A virus (HAV)
b. Penularan : Faecal, oral, parenteral (jarang)
c. Masa inkubasi : 2-3 minggu, rata-rata 30 hari
d. Virus : Ditemukan dalam darah, faeces, saliva
e. Prognosa : Baik, sembuh sempurna
f. Gejala : Muncul tiba-tiba, kuning hebat, muntah, demam
g. Laboratorium : HBsAg (+) dalam darah
h. Banyak menyerang anak-anak dan orang dewasa muda
B) Hepatitis B (serum hepatitis)
a. Penyebab : Hepatitis B virus (HBV)
b. Penularan : Luka transfuse, parenteral, unit HD, mukosa, kontak sexual, oral dan alat-alat suntikan.
c. Masa inkubasi : 50-150 hari, rata-rata 90 hari
d. Virus : Ditemukan dalam darah, saliva, cairan semen, secret vagina
e. Prognosa : Buruk, 1% fulminate sebagai cirosis sebagai Ca hepar
f. Gejala : Muncul samara-samar, makin lama makin hebat
g. Laboratorium : Hepatitis B akut, HBsAg (+), hepatitis B kronik HBsAg (+)
h. Menyerang semua umur
C) Hepatitis non A, non B
a. Penyebab : Virus non A non B
b. Penularan : Peroral (belum jelas0, parenteral unit HD
c. Masa inkubasi : 15-160 hari
d. Virus : Ditemukan dalam darah, saliva, sperma dan urine
e. Gejala : Muncul samara-samar
f. Laboratorium : Darah tidak reaktif terhadap antigen A dann B
g. Menyerang semua umur
D) Hepatitis D
a. Penyebab : Hepatitis D virus (HDV)
b. Prognosa : Buruk, kronik, cerosis, pulminant
c. Laboratorium : Dalam darah virus hepatitis D (+)
d. Menyerang orang yang pernah menderita hepatitis B, lebih-lebih pada hepatitis kronik
4. Patofisiologi
Disfungsi hati terjadi akibat kerusakan pada sel-sel parenkim hati yang bisa secara langsung disebabkan oleh penyakit primer hati atau gangguan sirkulasi hepatic. Sel-sel parenkim hati akan bereaksi terhadap unsur-unsur yang paling toksik melalui penggantian glikogen dengan lipid sehingga terjadi infiltrasi lemak dengan atau tanpa nekrosis atau kematian sel.
5. Gejala Klinik Secara Umum
1. Fase Pre Icterik (+ 7 hari)
a. Mual, muntah, anoreksia
b. Demam ringan
c. Lemah, lelah, lemas
d. Nyeri kepala, nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen
e. Keinginan untuk merokok hilang
f. Urine berwarna lebih tua
g. Faeces pucat
h. Pada palpasi abdomen lien dan hepar teraba
2. Fase Icterik (+ 6-8 hari)
a. Sclera mata, kulit, kuku tampak kuning
b. Puritus
c. Faces makin pucat (seperti dempul)
d. Warna urine lebih tua
e. Mual, muntah menghilang
f. Nafsu makan membaik
g. Limpa tetap teraba
h. Pembesaran hepa berkurang
i. Nyeri tekan daerah kuadran kanan atas abdomen berkurang
j. Luka nekrose sel hati banyak, orang mendekati keadaan precoma
3. Fase Post Icterik (2-24 minggu)
a. Icterus menghilang
b. Lelah berkurang
c. Ukuran hepar normal kembali
d. Mual muntah berkurang
e. Wana faeces dan urine mulai normal kembali
f. Nafsu makan membaik
g. Splenomegali berkurang
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya hepatitis, yaitu :
1. Sosial ekonomi rendah, kurang gizi dan malnutrisi
2. Kurang istirahat atau terlalu lelah
3. Pengetahuan yang minim tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan
6. Pengobatan
Bersifat suppuratif :
1. Bed rest
2. Diet tinggi protein, cukup karbohidrat, rendah lemak
3. Vitamin-vitamin
4. Jika perlu obat-obat anti emesis atau intruksi dokter
Daftar Pustaka
1. FKPP SPK Se-Jawa Barat , 1996, Perawatan Pasien V A, Bandung.
2. Mansjoer , arif dkk. 2000. Kapita selekta kedokteran edisi ketiga.EGC : Jakarta.
3. Doenges, Marylinn. 2000. Rencana asuhan keperawatan.EGC : Jakarta.
4. Inayah, Iin. 2004. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system pencernaan.Salemba medika : Jakarta.
5. Brunner dan suddart.2001. Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta
Terimakasih Semoga Bermanfaat
Comments
Post a Comment
berkomentar bijak, mohon maaf atas kekuranganya